Dagelan Mataram

Dagelan Mataram
Dagelan Mataram adalah seni pertunjukan tradisional yang hanya ada di daerah Yogyakarta. Dagelan Mataram bersifat turun-temurun dan tidak mempunyai sumber yang jelas mengenai siapa orang pertama yang memainkan dagelan Mataram karena dagelan Mataram bersifat otodidak dan sampai sekarang tidak terdapat tulisan yang bisa dijadikan acuan, sehingga sampai sekarang tidak ada infonya yang jelas mengenai materi dagelan Mataram. 
Ciri-ciri dagelan Mataram:
  1. Pertunjukannya selalu mengandung unsur ending yang bersifat mendidik atau beramanat. Karena dalam Dagelan Mataram terdapat Slogan “tuntunan, tatanan, tontonan” yang berarti segala sesuatu yang kita tonton itu harus bersifat menuntun kejalan kebaikan, walaupun setiap adegannya diselingi oleh intermeso/humor yang menggelitik perut. 
  2. Menggunakan bahasa Jawa.
  3. Pemainan maksimal terdiri dari Sembilan orang inti/pokok.
  4. Rata-rata durasi 70 menit.
  5. Pemain bebas (laki-laki atau perempuan).
  6. Iringan musik atau instrumen menggunakan gamelan Jawa.
  7. Lagu pengiring, biasanya lagu-lagu jenaka seperti: Gundul-Gudul Pacul, Sue Ora Jamu, dan lain sebagainya.
  8. Tampil peradegan.
  9. Kostum yang digunakan yaitu Sojan, jare, blangkon.
Namun dalam dagelan Mataram terdapat unsur-unsur yang dilarangan atau suatu keharaman bagi seorang pengiat dagelan Mataram, yaitu:
  1. Mengandung Unsur Sara
  2. Menyinggung UUD Negara
  3. Lekoh, yaitu vulgar, kasar, atau lebih dari pada kata jorok.
  4. Menyinggung penonton secara fisik
  5. Tidak berbau politik praktis
Cerita dagelan Mataram sudah pasti karena bersifat turun-temurun. Diataranya judul-judul dagelan Mataram yang terkenal, yaitu:
  1. Senjata makan tuan
  2. Umuk Ketekuk
  3. Becak roda empat, dan lain sebagainya.
Cerita dalam dagelan Mataram bersifat mudah dipahami karena ceritanya mengambil dari cerita masyarakat setempat. Sehingga tontonan menjadi tuntunan yaitu selalu bercerita tentang yang salah pasti kalah dan yang benar pasti menang. Selain itu dalam dagelan mataram terkenal dengan improvisasi yang bersifat jenaka. 
Timbul beberapa pertanyaan bahwa apa perbedan antara dagelan dengan lawak? Berikut perbedan antara dagelan dan lawak:
  1. Dagelan biasanya menggunakan bahasa daerah. Sedangkan lawak bahasa yang digunakan lebih universal bisa bahasa daerah, nasional, bahkan internasional.
  2. Dagelan bersifat otodidak dan turun-temurun, sedangkan lawak biasanya terstruktur.
  3. Tema yang diangkat dagelan biasanya sudah pasti karena sudah ada naskah yang turun-temurun, sedangkan lawak tema yang diangkat biasanya mengenai hal-hal yang baru yang sedang panas atau viral.
  4. Tokoh dagelan Srimulat, namun tokoh dagelan Mataram Basiyo. Sedangkan tokoh lawak yaiu cak lontong, komeng, sule, dan lain sebagainya.

Komentar

Postingan Populer