RESENSI BUKU KERONCONG MATINGGO KARYA SUBAGIO SATROWARDOYO
MENGENAL DUA KUMPULAN SAJAK SUBAGIO SASTROWARDOYO
Judul Buku : Keroncong Matinggo
Penulis : Subagio Sastrowardoyo
Penerbit : Balai Pustaka
Tahun terbit : 1992 (Cetakan Kedua)
Tebal : 126 hlm
Sudah seharusnya seorang penulis karya sastra mengenal karya-karya terdahulu. Itulah yang sedang saya lakukan yaitu mencoba mengenal karya sastra yang umurnya lebih tua dibanding dengan umur saya sendiri. Saya sendikit membayangkan apa yang sedang saya lakukan ketika penyair Subagio Sastrowardoyo menulis buku ini. Mungkin saya masih menjelma sel telur yang siap dibuahi atau saya masih berupa air mani.
Pastinya rentang tahun 1980-an. Saat buku ini diterbitkan pertama kali oleh Balai Pustaka. Orang tua saya sedang menimang-nimang kakak-kakak saya yang masih bayi. Kalau waktu bisa diputar, saat itu saya ingin menjadi orang dewasa yang dapat membaca dan merasakan euforia buku ini. Namun sayang hal tersebut tidak akan pernah bisa terjadi.
Banyak hal yang saya garis bawahi dari buku Keroncong Matinggo karya Subagio Sastrowardoyo. Salah satunya saya temukan tema-tema yang diangkat oleh penyair. Di mana secara jelas akan pembaca temukan bahwa Subagio lebih banyak mennuliskam sajak-sajak yang berasal dari dongeng hingga cerita daerah. Seperti puisi berjudul “Nawang Wulan” dan terdapat juga puisi-puisi yang bermuara dari kisah-kisah dalam al-qur’an dan al-kitab. Seperti puisi berjudul “Adam” dan “Abil dan Kabil”. Pastinya teman-teman akan menemukan puisi-puisi serupa. Sehingga membaca sajak Subagio pembaca seperti membaca kisah atau dongeng orang terdahulu.
Bahasa dan diksi-diksi yang digunakan oleh penyair Subagio Sastrowardoyo mengenakan diksi-diksi ringan, namun padat akan makna. Sehingga perlu tafsir yang dalam dalam membaca sajak-sajak Subagio Sastrowardoyo.
Selamat membaca dan selamat menyimpulkan sendiri buku Keroncong Matinggo karya Subagio Sastrowardoyo.
***
Komentar
Posting Komentar