RESENSI NOVEL KEMBALINYA SANG NABI KARYA HAJJAR GIBRAN
Judul Buku : Kembalinya Sang Nabi/The
Return of Prophet
Penulis : Hajjar Gibran
Penerjemah : Richard Oh
Penerbit : PT Gramedia Pustaka
Utama
Tahun terbit : Januari 2009 (Cetakan
Pertama)
Tebal : 100 hlm
Banyak
hal yang perlu digaris bawahi saat membaca novel Kembalinya Sang Nabi karya Hajjar Gibran. Novel yang mempunyai
judul asli The Return of the Prophet ini
diterjemahkan oleh Richard Oh dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Tentunya
banyak perubahan akibat adanya proses penerjemahan ini. Seperti yang diimani
oleh Norman Erikson Pasaribu dalam bukunya Hanya
Kamu Yang Tahu Berapa Lama Lagi Aku Harus Menunggu. Disebutkan bahwa saat
terjadi proses penerjemahan teks, maka teks akan kehilangan 25% dari teks
asalnya. Itupun mungkin terjadi pada novel Kembalinya
Sang Nabi karya Hajjar Gibran. Namun saya tidak dapat membandingkan
keduanya. Sebab saya belum pernah membaca teks aslinya. .
Secara
pembacaan novel Kembalinya Sang Nabi
mempunyai ciri khas penulisan yang unik. Mulai dari diksi yang digunakan hingga
tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel tersebut. Novel Kembalinya Sang Nabi bercerita mengenai pergulatan batin tokoh aku.
Di mana pergulatan tersebut disebabkan karena tokoh aku kehilangan kakak yang
benar-benar di sayangnya. Hal tersebutlah yang menjadi konflik utama dalam
cerita tersebut. Bahkan hal tersebut diceritakan oleh tokoh aku pada bagian awal
novel ini.
Penulis
secara eksplisit menyampaikan gagasannya lewat monolog tokoh aku dengan pergulatan
batinnya. Sehingga secara teks terdapat tokoh nabi, yang pada dasarnya adalah
ungkapan batin tokoh aku. Sehingga konflik dalam novel ini terbilang unik.
Sebab hanya membahas pergulatan batin tokoh aku dengan intuisinya. Sehingga perkelahian
pemikiran sungguh sangat jelas tergambarkan indah. Hajjar Gibran menuliskan
keresahan tokoh aku secara berkala. Mulai dari dibuatnya subab-subab sebagai
fragmen pemisah antara peristiwa satu dengan yang lainnya. Hingga penggunaan
cetak miring yang menandakan suara hati tokoh aku atau sang nabi.
Kekuatan
pada novel ini terletak pada pemilihan kata dan metafora yang segar. Sehingga
pembaca dapat terbius dengan majas-majas yang menggambarkan peristiwa tokoh
aku. Sehingga saat membaca novel Kembalinya Sang Nabi pembaca harus cerdas
dalam menghadapi ungkapan berambiguitas tinggi. Selain itu pembaca diharapkan
menggunakan teknik membaca kritis.
Selamat
membaca dan terbius oleh permainan kata Hajjar Gibran.
***
Komentar
Posting Komentar