RESENSI NOVEL GADIS KRETEK KARYA RATIH KUMALA
RESENSI NOVEL GADIS KRETEK KARYA RATIH KUMALA
Judul Buku : Gadis Kretek
Penulis : Ratih Kumala
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Cetakan ketiga, Juli 2019
Tebal : 275 hlm
Ratih berkisah dengan teknik yang amat matang dan rapi. Sehingga sama sekali tidak ditemukan keracuan pada ceritanya. Ratih membuktikan kepada pembaca bahwa menulis memerlukan riset yang sangat serius. Apalagi menulis sesuatu yang berbau sejarah dan asal-usul, sehingga nilai sejarah yang ingin dikabarkan dapat dipahami pembaca.
Novel yang mempunyai tebal hampir 300 halaman ini menceritakan pencarian tokoh Jeng Yah yang merupakan sosok yang dipanggil-panggil ayah (Tegar, Karim, dan Lebas) dalam akhir hayatnya. Proses pencarian tokoh Jeng Yah diwarnai oleh tingkah-tingkah konyol Lebas, hingga cerita-cerita masa lalu.
Pada era pasca kemerdekaan di kota M sudah terjadi persaingan produsen kretek antara Idroes Moeria dengan Soejagad. Hingga persaingan mereka tidak hanya dalam bidang bisnis namun juga dalam bidang asmara. Sehingga terjadilah perebutan perempuan bernama Roemaisa yang merupakan anak seorang Juru Tulis. Pada saat itu, posisi Juru Tulis amat dihormati dan menjadi pekerjaan yang tinggi di mata pribumi. Sehingga jarang sekali pemuda yang berani mendekati anak Juru Tulis. Namun tidak dengan Idroes Moeria dan Soejagad mereka berani mendekati Roemaisa. Namun persaingan tersebut dimenangkan oleh Idroes Moeria yaitu dengan berhasil memperistri Roemaisa.
Persaingan kretek tetap berlanjut hingga Idroes ataupun Soejagad sama-sama telah beranak-pinak. Dasiyah yang merupakan anak pertama dari Roemaisa dan Idroes Moeria. Pada saat pengenalan produk kretek Gadis ke masyarakat, Dasiyah atau Jeng Yah tidak sengaja bertemu dengan pemuda bernama Raja. Namun ternyata nasib buruk malah menimpa Indroes dan keluarga. Sebab karena Rajalah Idroes mengalami kebangkrutan. Hal tersebut terjadi setelah Raja terindikasi sebagai anggota PKI. Raja harus meninggalkan Jeng Yah. Serta hal tersebutlah yang merupakan puncak kekalahan Idroes dan keluarga saat Raja lebih memilih Purwanti dari pada Dasiyah yang merupakan anak musuh terbesar Idroes Moeria dan Jeng Yah. Dan Raja akhirnya berkhianat kepada musuh dengan membocorkan sebuah resep rahasia produksi kretek milik keluarga Indroes Moeria.
Namun saya sebagai pembaca sedikit dibuat bertanya-tanya. Mengenai siapa saja yang menyampaikan kisah-kisah masa lalu tersebut. Apakah penulis yang menerangkan tanpa tokoh atau ternyata ada tokoh yang menjelaskan. Entahlah, saya binggung. Pastinya kisah masa lalu yang diceritakan hanya dilakukan oleh tokoh Rukayah dan itupun hanya pada akhir-akhir cerita.
Banyak sekali manfaat membaca buku ini. Salah satunya pembaca diharapkan dapat mengenal asal-usul kretek nomor 1 di Indonesia. Hingga perjuangan para produsen kretek dari awal kemunculannya hingga sekarang. Setelah membaca buku ini pastinya kalian akan banyak mengenal sejarah tentang asal usul kretek. Sehingga jangan lupa membaca.
Komentar
Posting Komentar