RESENSI NOVELET WESEL POS KARYA RATIH KUMALA

RESENSI NOVELET WESEL POS KARYA RATIH KUMALA


 

Judul Buku : Wesel Pos

Penulis : Ratih Kumala

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : Cetakan pertama Juni 2018

Tebal :  100 hlm

 

Ratih Kumala pada novelet Wesel Pos mengingatkan saya akan tragedi pencopetan yang pernah saya alami saat berkunjung ke Jakarta. Sehingga menaruh kehati-hatian saat ingin kembali berkunjung ke Jakarta. Ratih memberitahukan kepada pembaca untuk berpikir matang-matang saat ingin merantau ke Jakarta. Sebab, pada buku ini Jakarta direpresentasikan sebagai lanskap dari kejahatan dan kekejaman. Jakarta selalu menjadi pusat dan central dari segala macam tindak-tanduk kejahatan. Sebab hanya orang-orang berkekuatan super yang dapat bertahan hidup di Jakarta.

Saya telah dua kali membaca karya Ratih Kumala. Penulis perempuan ikonik ini mempunyai warna tersendiri pada tiap-tiap karyanya. Sehingga tidak salah jika ia berhasil membius saya kembali larut dalam cerita yang disuguhkan. Setelah kumpulan cerpennya Bastian dan Jamur Ajaib, pada novelet ini terlihat perbedaan yang kontras dari kedua karya yang telah saya baca.

Novelet yang tebalnya hanya 100 halaman ini dapat dituntaskan hanya sekali duduk. Sehingga cerita dapat terekam dengan kuat oleh pembaca. Tokoh-tokoh yang dihadirkan oleh Ratih dibuat bernasib tragis. Padahal saya sempat baper dengan apa yang akan terjadi pada tokoh Alisa dan Fahri. Namun Ratih membuyarkan anggapan-anggapan tersebut dengan mengakhiri cerita dengan kemalangan tokoh-tokoh tersebut.

Ratih sebagai penulis perempuan mutahir dapat bermain-main dengan  sudut pandang yang jarang orang kerjakan. Sehingga terdapat warna tersendiri pada novelet ini. Dan lagi-lagi saya beranggapan saya bahwa Jakarta nyatanya memang kejam telah mengoreskan sisi buruk untuk saya  baik lewat tragedi kecopetan yang pernah saya alami hingga novelet yang disuguhkan Ratih.

Selamat membaca dan selamat membenci Jakarta.

 

Komentar

Postingan Populer