MEMBACA JURNAL KRITIK : Teori & Kajian Sastra
MEMBACA JURNAL KRITIK
Teori & Kajian Sastra
Judul Buku : Sejarah di Hadapan Sastra
Penulis : Agus R. Sarjono, Berthold Damshauser,
G.L. Koster, Ian Campbell, Koh Young Hun, Nenden Lilis Aisyah, Sapardi Djoko Damono, Seno Gumira Adjidarma
Penerbit : The Intercultural Intitute dan Komodo Books
Tahun terbit : Nomor 3, 2012
Tebal : 164 hlm
Pertama kalinya saya membaca kumpulan jurnal yang dibukukan. Banyak sekali sensasi yang saya dapatkan saat dan setelah membaca kumpulan jurnal ini. Pada umumnya saya biasa membaca jurnal lewat gawai dan untuk pertamakalinya saya membaca jurnal yang dibukukan. Pada dasarnya banyak sekali kendala hingga gangguan ketika membaca jurnal di gawai. Hal tersebut seperti hilanganya halaman yang tertanda, gawai tiba-tiba mati, dan yang paling mengganggu banyaknya notifikasi-notifikasi. Sehingga proses membaca menjadi tidak khusyuk. Namun ada hal-hal tersebut tidak saya alami saat membaca kumpulan jurnal yang dibukukan. Terdapat sensasi tersendiri saat membaca jurnal yang dibukukan. Seperti saat membolak-balikan halaman, penasaran dan ingin membaca hingga tuntas, dan sesansi nyaman adalah halaman tertanda tidak pernah hilang. Sehingga membaca jurnal lebih mengasyikkan dari pada biasanya.
Kumpulan Jurnal Kritik ini terdiri dari delapan penulis dengan gaya ungkap yang berbeda-beda. Setelah membaca kumpulan jurnal ini, saya mendapat banyak hal. Namun, sayangnya ada satu jurnal yang tidak saya baca hingga tuntas berjudul “Australian Literature in the “Translation Zone--The 1991 Brissenden/Sapardi Anthology of Australian poetry in Indonesian Translation”. Hal tersebut disebabkan karena ketidakcakapan saya sebagai pembaca dalam memahami teks berbahasa Inggris. Karena hampir seluruh isi jurnal tersebut berbahasa Inggris dan hanya beberapa kutipan puisi yang berbahasa Indonesia. Sehingga saya putuskan hanya membaca kutipannya saja. Mungkin itu terdengar konyol, tapi itulah yang saya lakukan saat membaca jurnal tersebut.
Dari tujuh jurnal yang saya baca tuntas terdapat dua jurnal yang sangat mencuri perhatian saya. Jurnal pertama berjudul “Sastra dan Sejarah dalam Dunia Pengkaryaan Pramoedya Ananta Toer” yang ditulis oleh Profesor of Malay-Indonesia bernama Koh Young Hun dan jurnal kedua “Perilaku Agresif dan Destruktif dalam Cerpen Joni Ariadinata” yang ditulis oleh Sastrawan dan Pengajar Sastra UPI yaitu ibu Nenden Lilis Aisyah.
Tulisan pertama saya suka karena pengulas mengkaji tulisan sastrawan kebanggan Indonesia Pramoedya Ananta Toer. Pada kajiannya dikaitanya tulisan-tulisan Pram dengan kejadian sejarah yang ada di Indonesia. Sehingga, secara tidak langsung saya (pembaca) dapat belajar sejarah lewat kajian Koh Young Hun. Sedangkan jurnal kedua, saya suka karena secara bertahap Bu Nenden memperkenalkan kepada pembaca akan teori Psikoanalisis dalam menguak perilaku agresif dan destruksif tokoh-tokoh dalam cerpen Kali Mati karya Joni Ardianata. Sehingga pengetahuan saya mengenai teori psikoloanalisis menjadi lebih luas. Pada dasarnya tulisan-tulisan yang termaktub dalam kumpulan Jurnal Kritik berjudul Sejarah di Hadapan Sastra sangat begitu memukau. Namun secara emosional tulisan Koh Young Hun dan Bu Nenden lebih memikat penalaran saya sebagai pembaca.
Mantap.
BalasHapus